SEKUENSI SIFAT MORFOLOGI PADA FISIOGRAFI ALUVIAL BANTARAN SUNGAI BATANG HARI JAMBI

  • Karunia Gea Universitas Nias Raya
  • Nonozisokhi Gea Universitas Nias Raya
Keywords: tanah; batanghari; morfologi; fisiografi; aluvial

Abstract

Sungai Batang hari merupakan sungai terpanjang di Provinsi Jambi. Sungai ini dimanfaatkan untuk areal pertanian muda. Fluktuasi banjir yang terjadi dari waktu ke waktu di sungai batang hari sangat mempengaruhi pembentukan fisiografi serta tanah di daerah sekitar aliran sungai. Data awal menunjukkan bahwa hail produksi jagung di Kecamatan Sumay (Tebo) dan Kecamatan Muara Tembesi (Batanghari) lebih rendah dibandingkan dengan Kecamatan Maro Sebo (Muaro Jambi).  Hal ini diduga pada daerah Maro Sebo (daerah hilir) bahan yang diendapkan lebih halus dibanding di daerah Tebo dan Batanghari.  Ketiga lokasi yang menjadi tempat penelitian merupakan daerah pinggiran sungai yang mendapatkan endapan setiap tahun dari sungai, sehingga terjadi penambahan lapisan atas pada tanah yang akan mempengaruhi sifat morfologi tanah pada daerah tersebut. Judul dari penelitian ini adalah “Sekuen Sifat Morfologi Tanah pada Fisiografi Aluvial Bantaran Sungai Batanghari Jambi“. Penelitian dilakukan untuk mengetahui beberapa sifat morfologi tanah pada fisiografi aluvial bantaran sungai Batanghari. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Survei dengan pendekatan tapak (site) aluvial bantaran sungai Batanghari, yang kemudian dilakukan penggalian profil tanah pada masing-masing lokasi penelitian. Berdasarkan hasil deskripsi tanah di lapangan dan hasil analisis tanah dilaboratorium dapat disimpulkan bahwa semakin rendah ketinggian tempat maka sifat morfologi dan fisikanya semakin berkembang. Disarankan agar dalam memanfaatkan tanah yang berkembang dari endapan alluvial untuk keperluan pengembangan pertanian hendaklah diperlukan pembuatan saluran drainase guna mempertahankan kondisi kadar air didalam tanah dan mencegah proses terbentuknya Al didalam tanah akibat proses oksidasi-reduksi.

References

CSR/FAO staff 1983. Reconnaissance Land Resource Surveys 1 : 250.000 Scale Atlas Format Procedures. Center for Soil Research. Bogor.
Darmawijaya M.I. 1980. Klaifikai Tanah. Balai Penelitian The dan Kina. Gambung-Bandung.
Departemen Pertanian 2009. Kriteria Kesusian Tanah dan Iklim Tanaman Pertanian.
Dinas Pertanian dan Kehutanan. 2009. Budidaya Pertanian. Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul. Yogyakarta.
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan BPS Provinsi Jambi, 2008 dan 2009. Data Statistik Tanaman Pangan dan Hortikultura. Departemen Pertanian. Jambi.
Foth H.,D. 1991. Fundamental of Soil Science. Terjemahan Endang Dwi P dkk. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Gugun Gunawan Suparman. 200. Sifat-sifat Tanah Pada Daerah Volkan Muda Gunung Guntur, Garut, Jawa Barat. Fakulta Pertaian. IPB Bogor.
Hardjowigeno S. 1985. Genesis dan Klaifikasi Tanah. Fakulta Pasca sarjana IPB Bogor.
Kim H. Tan 1991. Dasar-dasar kimia tanah. Gadjah Mada Universty Press.
Nurhayati Hakim, dkk. 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah, Penerbit Univerita Lamapung. Lampung.
Prasetyo B.H, dkk. 1998. Karakteritik dan sebaran tanah-tanah di daerah Pemetikara, Lewa, Sumba Timur. Jurnal Penelitian Pertanian. Volume 1 : 21-31.
Sarief.E.S. 1986. Keuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Putaka Buana. Bandung.
Sirappa, M.P. 2002. Penentuan Batas Kritis dan Dosis Pemupukan N untuk Tanaman Jagung di Lahan kering Pada Tanah Typic Usthorthents. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan. Volume 3(2) pp25-37.
Soepardi G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Departemen Ilmu Tanah Fakulta Pertanian IPB Bogor.Bogor.
Published
2022-11-25
How to Cite
Gea, K., & Gea, N. (2022). SEKUENSI SIFAT MORFOLOGI PADA FISIOGRAFI ALUVIAL BANTARAN SUNGAI BATANG HARI JAMBI. Jurnal Sapta Agrica, 1(2), 32-44. https://doi.org/10.57094/jsa.v1i2.397